KARAWANG,-Bakal calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyiapkan program sekolah mencetak manager untuk dipersiapkan dalam penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat. Langkah awal Dedi akan mencetak 10.000 calon manager tenaga profesional yang akan diikuti siswa lulusan sekolah menengah atas.
"Khusus di daerah industri selama ini seringkali ribut tentang kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja lokal. Ini harus segera teratasi," kata Dedi Mulyadi, usai acara KDM Menyapa di Lapangan Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jumat (6/9) malam.
Ia menilai persoalan kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja lokal di sebuah daerah industri, itu karena top manajemen di perusahaan yang ada bukan berasal dari warga setempat.
"Karawang sebagai daerah berbasis industri, ke depan harus mulai berorientasi kepada sumber daya manusia, karena keributan yang terjadi, selalu tentang kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja setempat," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dedi menyampaikan formula agar penyerapan tenaga kerja lokal bisa terserap secara optimal di perusahaan yang ada di daerahnya. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui program sekolah manajer yang dibiayai pemerintah.
Sekolah tersebut bukan hanya bersifat akademis, tapi belajar dan dididik langsung oleh profesional yang bergelut di bidangnya.
"Jadi sekolahnya bukan hanya akademis, tapi dia dididik langsung bagaimana cara dia memakai sepatu, cara dia memakai dasi, dan cara beretika saat bergaul dengan pimpinan dan lingkungan," kata dia.
Hal serupa juga dilakukan untuk program sekolah engineering. Sehingga para siswa nantinya dididik secara langsung oleh profesional dan bersifat praktik secara langsung. Untuk pembibitannya bisa dilakukan sejak di kelas 1 SMK, sehingga terarah.
"Nanti ada kualifikasi. SMK juga harus ada Inovasi kurikulum. Misalnya sekarang SMK ini belajarnya hanya di kelas saja, nanti menurut saya akademisnya hanya setahun. Kelas dua dan tiga bisa praktik lapangan. Sehingga mereka memiliki pengalaman empirik," katanya.
Dedi menyebutkan bahwa program itu sudah pernah digulirkan saat dirinya menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Program itu digulirkan atas kerja sama dengan salah satu perusahaan.
"Saya ingat betul ada 300 lulusan yang dididik, dan sekarang sudah kerja, ada yang di Jepang, dan di berbagai BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta," katanya.
Menurut dia, program itu perlu diadopsi dan dirumuskan kembali untuk diterapkan di tingkat Jawa Barat. Bahkan ia terobsesi untuk meluluskan minimal 10 ribu tenaga profesional manajer dan enginering per tahun.
"Itu harus segera dirumuskan, dan ke depan saya berobsesi ada 10 ribu lulusan setiap tahun. Kalau satu dari 10 ribu orang lulus kerja dan bisa merekrut 10 orang, maka sudah 100 ribu, kalau satu orang merekrut 100 orang sudah 1 juta. Dengan begitu, industri di Jawa Barat mampu menyerap tenaga kerja lokal secara optimal," katanya. (Advetorial)